Bakesbangpol DKI Selenggarakan Gebyar Pembauran Kebangsaan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta mengadakan Gebyar Pembauran Kebangsaan di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara dan Tamini Square, Jakarta Timur dalam rangka memeriahkan HUT ke-498 Jakarta dengan tema "Jakarta Kota Global dan Berbudaya".
"Tanpa meninggalkan identitas budayanya"
Gebyar Pembauran Kebangsaan dimeriahkan dengan festival seni budaya, lomba tari nusantara, kuliner, dan bazar etnik nusantara.
Sekretaris Daerah Provinsi DKI, Marullah Matali sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi Bakesbangpol DKI Jakarta dalam memeriahkan HUT ke-498 Jakarta tersebut.
Puncak HUT ke-498 Jakarta, Ini Rekayasa Lalin di Sekitar Lapangan Banteng"Kita ingin menunjukkan bahwa Jakarta mampu menyelenggarakan berbagai acara, bahkan bertaraf internasional dengan tetap menjaga dan memperkuat tanpa meninggalkan identitas budayanya
," ujarnya, Minggu (29/6).Menurutnya, penyelenggaraan pagelaran budaya etnik Betawi adalah suatu bentuk apresiasi kecintaan sekaligus tanggung jawab kita dalam mengembangkan, mempromosikan, serta melestarikan warisan seni dan budaya.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan senantiasa mendukung setiap kegiatan yang bertujuan mengembangkan dan meningkatkan budaya nusantara, termasuk budaya Betawi selaku tuan rumah di Jakarta," terangnya.
Kepala Bakesbangpol DKI Jakarta, Muhamad Matsani mengatakan, rangkaian kegiatan Gebyar Pembauran Kebangsaan ini dimulai sejak 20 Juni lalu di Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara. Kemudian, di Tamini Square, Jakarta Timur mulai 27-29 Juni.
"Melalui kegiatan ini kita melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai, tradisi, seni, adat istiadat, bahasa, termasuk di dalamnya masakan atau kuliner etnik nusantara," bebernya.
Ia menegaskan, festival ini merupakan bagian dari upaya menjaga identitas budaya agar tidak tergerus oleh budaya asing melalui arus globalisasi yang sudah tidak ada lagi batas-batas antar negara.
Jakarta sebagai kota yang multikultural memiliki seni dan budaya yang sangat beragam, keberadaan seni budaya masing-masing daerah, suku, dan etnis nusantara.
"Kondisi ini bisa terjadi karena Jakarta simpul berkumpulnya warga dari berbagai etnis dan budaya di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Matsani menjelaskan, Betawi sebagai etnis tuan rumah di Jakarta selama ini sudah terbukti menjadi tuan rumah yang baik dengan sikap terbuka dan toleransi yang tinggi kepada suku atau etnis lain yang tinggal di Jakarta. Sehingga, kebersamaan dalam keberagaman selalu terjaga yang pada akhirnya akan menciptakan kondisi yang rukun, damai, dan aman.
"Saya berharap festival ini bukan sekadar perhelatan seremonial semata. Namun, menjadi perwujudan dari komitmen untuk melestarikan warisan seni, budaya, dan kuliner etnik nusantara yang mampu menjadi jembatan penghubung antargenerasi, budaya, dan daerah," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Sub Kelompok Pembauran Kebangsaan Bakesbangpol DKI Jakarta selalu Ketua Panitia acara,
Herlina Suswita menambahkan, dalam festival ini diadakan Lomba Tari Kreasi Nusantara untuk kategori Sekolah Dasar dan Remaja.
"Peserta lomba tari ini ada yang tunggal dan grup. Peserta tunggal ada sembilan orang dan grup sebanyak enam kelompok," ucapnya.
Ia merinci, tari yang dilombakan yakni, Tari Bajidor Kahot, Tari Payung Geulis, Tari Enggang Kalimantan, Tari Nandak Ganjen, Tari Piring Cupak, Tari Kembang Wayang, dan Tari Layang.
"Penilaian dilakukan oleh tim juri berkompeten. Para pemenang berhak atas hadiah berupa piala dan piagam penghargaan," tandasnya.